DLH Kota Tangerang : Kampung Iklim Dapat Mencegah Permasalahan Banjir
Metrobanten, Kota – Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang membuat kampung iklim di setiap Rukun Warga (RW), dalam rangka mengatasi permasalahan yang meliputi banjir, genangan air, kebersihan, dan pengelolaan limbah, Jumat (22/12/18).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang, Engkos Zarkasyi, mengatakan, kampung iklim berfungsi membuat lingkungan bersih, nyaman, hijau dan bebas banjir.

“Kampung iklim dibangun di tingkat RW dalam rangka penyesuaian dan penurunan perubahan iklim secara kesinambungan,” ujar Engkos.
Menurutnya, seluruh warga diajak untuk bergotong-royong dan bersinergi dengan pihak Pemkot dan kalangan swasta, dalam menjaga kondisi lingkungan. “Program ini, sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat setempat,” jelasnya.
Dikatakannya, terdapat tiga komponen utama dalam penciptaan kampung iklim. “Adapun ketiganya yaitu, mitigasi, adaptasi dan kelompok masyarakat yang mendapatkan dukungan berkelanjutan,” bebernya.
Pemkot Tangerang sendiri, kata Engkos, telah membuat 11 program kegiatan meliputi urban farming, penghijauan, penghematan energi, sumur resapan, biopori, penataan lingkungan, pengolahan air limbah, bank sampah, pengurangan sampah disumber, komposting dan tanaman obat keluarga (Toga).
“Melalui 11 program unggulan ini, kami mengajak masyarakat untuk menjadi garda terdepan dalam mengatasi masalah lingkungan,” tambahnya.
Pengembangan Urban Farming
Engkos menambahkan,urban farming adalah konsep pertanian yang disesuaikan dengan kondisi perkotaan. Tujuannya, mensukseskan ketahanan pangan yang sehat dan aman serta pelestarian lingkungan.
“Pemkot Tangerang telah menggulirkan urban farming atau Tangerang berkebun sejak tahun 2014 dan membentuk ratusan kelompok tani,” ucapnya.
Selanjutnya, solusi mengatasi banjir adalah membangun sumur resapan turut digalakan dilingkungan permukiman. Sebanyak 290 sumur resapan ditargetkan terbangun dalam program kampung iklim. “Pembuatan sumur resapan telah dilakukan beberapa tahun terakhir dan mampu mengatasi genangan di permukiman,” paparnya.
Dalam rangka mengurangi genangan air di kawasan permukiman, Pemkot Tangerang telah mencanangkan seribu lubang biopori di berbagai lokasi mulai di sekolah sampai gedung pemerintahan. “Sampai dengan saat ini, program ini terus dijalankan. Bahkan, diameter lubang juga diperbesar,” tukasnya.
Seperti diketahui, Kota Tangerang meraih penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) karena dinilai sangat berkomitmen dalam pengendalian perubahan iklim pada bulan Oktober lalu.
Hal ini dibuktikan dengan disabetnya dua penghargaan sekaligus yaitu Pembina Program Kampung Iklim dan Program Kampung Iklim Tingkat Utama yang diraih oleh Benua Hijau RW 07 Kelurahan Pabuaran Tumpeng, Kecamatan Karawaci.
Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Menteri LHK, Siti Nurbaya Bakar dan diterima langsung oleh Wakil Wali Kota Tangerang H. Sachrudin dalam acara Hari Aksi Pengendalian Perubahan Iklim 2018 yang bertempat di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Rabu (24/10/18).
Dalam sesi wawancara usai meraih penghargaan, Sachrudin mengutarakan apresiasi terhadap tingginya partisipasi masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang bersih, hijau, dan sehat.
“Alhamdulillah, ini berkat kerjasama semua pihak, terutama masyarakat. Karena perubahan iklim tidak akan terwujud kalau warganya tidak bergerak,” ucap Sachrudin yang diwawancarai usai acara. (Adv)
Kota Tangerang : Kampung Iklim Dapat Mencegah Permasalahan Banjir
Metrobanten, Kota – Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang membuat kampung iklim di setiap Rukun Warga (RW), dalam rangka mengatasi permasalahan yang meliputi banjir, genangan air, kebersihan, dan pengelolaan limbah, Jumat (22/12/18).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang, Engkos Zarkasyi, mengatakan, kampung iklim berfungsi membuat lingkungan bersih, nyaman, hijau dan bebas banjir.
“Kampung iklim dibangun di tingkat RW dalam rangka penyesuaian dan penurunan perubahan iklim secara kesinambungan,” ujar Engkos.
Menurutnya, seluruh warga diajak untuk bergotong-royong dan bersinergi dengan pihak Pemkot dan kalangan swasta, dalam menjaga kondisi lingkungan. “Program ini, sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat setempat,” jelasnya.
Dikatakannya, terdapat tiga komponen utama dalam penciptaan kampung iklim. “Adapun ketiganya yaitu, mitigasi, adaptasi dan kelompok masyarakat yang mendapatkan dukungan berkelanjutan,” bebernya.
Pemkot Tangerang sendiri, kata Engkos, telah membuat 11 program kegiatan meliputi urban farming, penghijauan, penghematan energi, sumur resapan, biopori, penataan lingkungan, pengolahan air limbah, bank sampah, pengurangan sampah disumber, komposting dan tanaman obat keluarga (Toga).
“Melalui 11 program unggulan ini, kami mengajak masyarakat untuk menjadi garda terdepan dalam mengatasi masalah lingkungan,” tambahnya.
Pengembangan Urban Farming
Engkos menambahkan,urban farming adalah konsep pertanian yang disesuaikan dengan kondisi perkotaan. Tujuannya, mensukseskan ketahanan pangan yang sehat dan aman serta pelestarian lingkungan.
“Pemkot Tangerang telah menggulirkan urban farming atau Tangerang berkebun sejak tahun 2014 dan membentuk ratusan kelompok tani,” ucapnya.
Selanjutnya, solusi mengatasi banjir adalah membangun sumur resapan turut digalakan dilingkungan permukiman. Sebanyak 290 sumur resapan ditargetkan terbangun dalam program kampung iklim. “Pembuatan sumur resapan telah dilakukan beberapa tahun terakhir dan mampu mengatasi genangan di permukiman,” paparnya.
Dalam rangka mengurangi genangan air di kawasan permukiman, Pemkot Tangerang telah mencanangkan seribu lubang biopori di berbagai lokasi mulai di sekolah sampai gedung pemerintahan. “Sampai dengan saat ini, program ini terus dijalankan. Bahkan, diameter lubang juga diperbesar,” tukasnya.
Seperti diketahui, Kota Tangerang meraih penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) karena dinilai sangat berkomitmen dalam pengendalian perubahan iklim pada bulan Oktober lalu.
Hal ini dibuktikan dengan disabetnya dua penghargaan sekaligus yaitu Pembina Program Kampung Iklim dan Program Kampung Iklim Tingkat Utama yang diraih oleh Benua Hijau RW 07 Kelurahan Pabuaran Tumpeng, Kecamatan Karawaci.
Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Menteri LHK, Siti Nurbaya Bakar dan diterima langsung oleh Wakil Wali Kota Tangerang H. Sachrudin dalam acara Hari Aksi Pengendalian Perubahan Iklim 2018 yang bertempat di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Rabu (24/10/18).
Dalam sesi wawancara usai meraih penghargaan, Sachrudin mengutarakan apresiasi terhadap tingginya partisipasi masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang bersih, hijau, dan sehat.
“Alhamdulillah, ini berkat kerjasama semua pihak, terutama masyarakat. Karena perubahan iklim tidak akan terwujud kalau warganya tidak bergerak,” ucap Sachrudin yang diwawancarai usai acara. (Adv)