Cisolok Sukabumi, 107 Kepala Keluarga Terkena Longsor
Metrobanten, Kota – Indonesia kembali berduka dengan adanya bencana Longsor yang terjadi di Kampung Garehong, Kadusunan Cimapag, Desa Sirnaresmi, Cisolok, Sukabumi pada Senin (31/12/18) sore.
Dari hari pertama hingga hari kedua Hingga Selasa (1/1/2019) pukul 11.45 WIB, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan dari 107 kepala keluarga yang terkena longsor, 9 orang diketahui meninggal dunia, 4 orang luka-luka yang dirawat di RS Pelabuhan Ratu, dan 34 korban masih dicari.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, tim SAR gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, PMI, Tagana, SKPD, relawan dan masyarakat masih terus melakukan pencarian terhadap 38 orang korban yang diduga masih tertimbun longsor.
Sampai saat ini, pencarian masih dilakukan secara manual karena alat berat sulit didatangkan di lokasi bencana. Tiga alat berat sudah disiapkan namun masih sulit didatangkan ke lokasi karena akses jalan yang sempit, berbukit dan medannya berat.
Sementara itu, seperti dilansir dari Kompas.com, Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi menyebutkan, ada empat posko yang disiapkan di sekitar lokasi bencana. Diantaranya, posko tim SAR, posko evakuasi, posko pengungsian, ditambah posko DVI POLRI.
Bantuan terus berdatangan tapi terhambat oleh banyaknya masyarakat yang melihat bencana.
“Wisata bencana seperti ini selalu terjadi di saat bencana. Masyarakat berdatangan ingin melihat lokasi bencana. Ada juga ingin menengok dan membantu kerabat yang terkena bencana” ujar Sutopo.
Kondisi jalan yang sempit menyebabkan bantuan, baik personil SAR, logistik, ambulan dan sebagainya terhambat kemacetan. Hal ini juga terjadi saat penanganan bencana seperti tsunami di Pandeglang dan Serang, longsor Banjarnegera, longsor Brebes, jebolnya Situ Gintung dan sebagainya.
Dikatakannya, longsor susulan masih terjadi meski intensitasnya kecil. Kondisi tanah juga rapuh, terurai dan berlumpur akibat hujan menyebabkan kesulitan tim SAR mencari korban. (Red)